Kamis, 08 Januari 2015

Bukan Hanya Hujan, Ada Faktor Lain Penyebab Longsor


Foto: bencana longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah
Duka mendalam menyelimuti Desa Jemblung Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara. Seperti yang diberitakan Kedaulatan Rakyat (13/12) bahwa tanah longsor terjadi desa Jemblung pada Jumat (12/2) petang. Longsor ini menimbun sedikitnya 150 rumah warga yang berpenduduk sekitar 300 jiwa lebih.

Longsor menjadi acaman kita semua saat musim hujan datang. Hal tersebut tak terlepas dari dampak yang ditimbulkan oleh longsor. Longsor dapat meluluhlantakkan dan menghancurkan rumah berserta isinya bahkan menewaskan manusia.

Musim hujan identik dengan terjadinya longsor sehingga kebanyakan orang sering menyalahkan hujan yang datang. Mereka mengeluh dengan datangnya hujan karena mereka khawatir longsor akan terjadi.  Memang hujan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya longsor. Namun, jika menyalahkan hujan yang merupakan pemberian Tuhan bukanlah hal yang bijak.

Terlepas dari hujan yang dapat menyebabkan terjadinya longsor tetapi, hujan juga memberikan manfaat banyak bagi manusia. Tanpa adanya hujan manusia tidak dapat melakukan aktivitas dengan lancar. Hal ini disebabkan oleh hujan merupakan sumber utama air yang ada di bumi. Air ini dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk minum, masak, mencuci, mandi, dan lain-lain. Tanpa adanya air, manusia akan kesulitan melakukan aktivitasnya.

Dengan demikian, sebaiknya, kita menerima apa yang telah Tuhan berikan termasuk hujan. Seharusnya kita merasa bersyukur dengan datangnya hujan karena manfaat yang diberikannya.

Setelah kita dapat menerima dan merasa bersyukur atas hujan yang diberikan Tuhan maka hal harus selanjutnya adalah mengoreksi diri. Kenapa longsor ini dapat terjadi? Dan apa telah aku perbuat sehingga dapat menyebabkan longsor? Itu lah pertanyaan yang ada di otak kita seharusnya.

Koreksi diri dilakukan karena longsor terjadi karena ulah manusia sebetulnya. Disamping itu, ada pandangan yang memandang longsor merupakan cobaan yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Pandangan tersebut memandang longsor sepenuhnya kehendak Tuhan. Penulis tidak menampik pandangan tersebut. Memang Tuhan memberikan cobaan kepada manusia tetapi, disetiap cobaan ada hikmah atau pelajaran yang dapat diambil.

Hujan memang berpengaruh terhadap longsor. Akibat hujan terjadi peningkatan kadar air tanah sehingga menyebabkan menurunkan ketahanan batuan. Kadar air tanah yang tinggi juga menambah beban mekanik tanah. Sesuai dengan letak dan bentuk bidang gelincir, intensitas hujan yang tinggi menyebabkan terbentuknya bahan gelincir.

Akan tetapi, ada faktor lainnya berpengaruh seperti genesis morfologi lereng dan geologi batuan, sifat kembang kerut tanah, serta tektonik dan kegempaan. Sedangkan, faktor eksternal yang menyebabkan longsor adalah erosi yang intensif. Hal ini menyebabkan terjadinya penggerusan di bagian kaki lereng. Akibatnya lereng semakin curam sehingga semakin kecil nilai kestabilannya.

Namun, kegiatan manusia juga berpengaruh terhadap terjadinya longsor. Kegiatan ini mengganggu kestabilan lereng misal dengan memotong lerengmelakukan pembangunan tidak mengindahkan tata ruang wilayah atau desa, mengganggu vegetasi penutup lahan dengan penebangan pohon melebihi batas atau tak terkendali sehingga aliran permukaan melimpah. Semua hal tersebut lah yang berpengaruh besar terjadinya  erosi yang nantinya dapat menyebabkan longsor.

Dengan argumentasi tersebut, hendaknya manusia mengoreksi dirinya terkait apa yang telah ia lakukan. Hal ini dikarenakan semua hal yang diberikan Tuhan termasuk bencana pasti ada tujuannya dan tak terlepas dari perbuatan manusia itu sendiri.